WIRAUSAHA
PENGOLAHAN PRODUK KESEHATAN KHAS DAERAH
A.
Wirausaha
Pengolahan Produk Kesehatan Sebagai Pendamping Farmasi
Obat
adalah paduan bahan yang digunakan untuk mencegah, menyembuhkan, dan memulihkan
dari penyakit. Obat dibagi menjadi 2 :
1. Obat
Tradisional
Ø Menurut
Badan Pengawasan Obat dan Makanan (OBPM), obat tradisional adalah bahan atau
ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan
sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun
telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman.
Ø Produk
obat tradisional dapat dimanfaatkan terutama untuk mencegah penyakit dan
memulihkan kondisi tubuh.
2. Obat
Modern
Ø Yaitu
obat-obatan yang sekarang ini banyak digunakan di bidang kedokteran, yang ketika
meminumnya harus memperhatikan dosisyang tepat untuk khasiat yang dibutuhkan.
Untuk
pengolahan produk kesehatan khas daerah, seorang wirausaha harus memperhatikan
poin-poin sebagai berikut :
1.
Menciptakan
Peluang Usaha Pengolahan Produk Kesehatan Khas Daerah
Hal yang paling penting
dalam menciptakan usaha pengolahan produk kesehatan khas daerah adalah kemampuan
yang dimiliki oleh seorang wirausaha, serta wirausaha tersebut juga dapat
menjamin kualitas bahan-bahan yang akan digunakan.
2.
Langkah-Langkah
Berwirausaha Pengolahan Produk Kesehatan Khas Daerah
Langkah-langkah yang
harus diperhatikan seorang wirausaha dalam menjalankan bisnisnya :
a. Membuat
rencana bisnis dan strategi pemasaran, serta petakan sumber daya keuangan.
b. Pilih
struktur bisnis, urus izin usaha, dan daftarkan usaha pada instansi terkait
yang tepat.
c. Tentukan
usaha barang atau jasa yang diminati konsumen.
d. Buat
jaringan kerja dengan produsen lain.
e. Cari
pasar yang tepat.
3.
Keberhasilan
dan Kegagalan dalam Berwirausaha
Ø KEBERHASILAN
a. Keyakinan
yang kuat dalam berusaha.
b. Sikap
mental yang positif dalam berusaha.
c. Percaya
diri dan yakin terhadap diri sendiri.
d. Tingkah
laku yang dapat dipertanggung jawabkan.
e. Inovatif
dan kreatif.
f. Keunggulan
dalam menjalankan usaha.
g. Sasaran
yang tepat dan menantang dalam berusaha.
h. Pengelolaan
waktu yang efektif dan efisien.
i.
Pengembangan diri.
j.
Selalu mengadakan evaluasi atas usaha
yang dijalankan.
Ø KEGAGALAN
a. Tidak
ada tujuan tertentu dalam berusaha.
b. Tidak
dapat bekerjasama dengan orang lain.
c. Tidak
disiplin.
d. Pendidikan
yang tidak cukup.
e. Sikap
selalu menunda-nunda.
f. Kesehatan
yang terganggu.
g. Kurang
tekun.
h. Kepribadian
yang nrgatif.
i.
Sikap tidak jujur.
j.
Kurang berambisi.
4.
Pengemasan
dan Penyajian Pengolahan Produk Kesehatan Khas Daerah
Penyajian dan kemasan
merupakan tahapan akhir dan memegang perana penting dalam suatu usaha. Hal yang
paling penting untuk diperhatikan adalah kemasan produk kesehatan khas daerah
berfungsi menjaga agar produk tetap higienis dan awet, mudah dikonsumsi, dan
mudah didistribusikan. Kemasan yang melekat pada produk disebut sebagai kemasan
primer. Kemasan sekunder berisi beberapa kemasan primer yang berisi produk.
Kemasan untuk
distribusi disebut kemasan tersier. Produk kesehatan setengah jadi berbeda
dengan produk kesehatan jadi yang siap dikonsumsi. Kemasan primer produk
kesehatan yang siap dikonsumsi, selain melindungi produk juga dapat berfungsi
memberikan kemudahan pemakaian srta menampilkan daya tarik bagi konsumen.
Kemasan produk kesehatan setengah jadi, seperti kemasan minyak asiri, lebh
berfungsi sebagai pelindung dari mikroorganisme dan memberikan kemudahan untuk
distribusi dari tempat produksi ke tempat penjualan. Perlindungan dapat
diperoleh pula darin kemasan gersier.
Setiap kemasan
diberikan label yang berisi keterangan teknis meyangkut kandungan bahan dari
produk kesehatan tersebut. Kemasan produk kesehatan khas daerah sebaiknya
menampilkan identitas daerahnya.
5.
Promosi
Produk Kesehatan Khas Daerah
Kegiatan promosi produk
kesehatan terutama bertujuan memperkrnalkan fungsi dan keunggulan dari produk
tersebut. Pengenalan produk dapat dilakukan dengan melakukan presentasi produk
kepada pasar sasaran. Produk kesehatan dipromosikan sesuai dengan pasarannnya baik perorangan maupun
industri farmasi. Faktor higienis merupakan hal penting bagi produk kesehatan
sehingga promosi dapat dilakukan dengan menginformasikan proses produksi baik
melalui gambar maupun paparan. Selain presentasi, produk juga dapat
dipromosikan melalui pameran, poster, brosur, dan iklan.
B.
Membuat
Proposal Produk Kesehatan Khas Daerah
Contoh
membuat proposal usaha pengolahan produk kesehatan khas daerah “Jamu Beras
Kencur”.
1.
Keunggulan
Berbisnis Jamu Tradisional
Walaupun jamu adalah
minuman tradisional, minuman ini masih memiliki penikmat yang banyak artinya
target pasar masih luas. Dengan terangkatnya aneka minuman seperti jamu
tradisional ini membuat para pelaku usaha jamu memiliki dampak yang bagus.
Telah banyak produk jamu yang sudah masuk ke aneka toko dan aneka
supermarketdengan kemasan medern yang lebih praktis. Hal ini membuat peluang
dari jamu tradisional semakin menggiurkan, untuk menjalankan usaha jamu ini
punuga tdak membutuhkan modal yang besar.
Dengan memanfaatkan
peralatan yang ada di dapur rumah, membuat jamu pun bisa dijalankan. Selain
itu, memilih lokasi berjualan yang tepat seperti di pinggir-pinggir jalan atau
bisa juga dengan berjualan di tempat-tempat yang strategis lainnya.
2.
Kekurangan
Berbisnis Jamu Tradisional
Beberapa masalah yang
sering dihadapi oleh para pelaku usaha jamu adalah adanya beberapa pelaku usaha
nakal yang mencampuri minuman jamu dengan obat-obatan berbahaya yang tidak baik
untuk kesehatan karena ingin mencari keuntungan lebih. Hal ini membuat dampak
yang megatif untuk jamu tradisional, para komsumen pun tidak mau mencoba yang
dibuat. Permasalahan yang sering dihadapi oleh para pengusaha jamu adalah
persediaan bahan baku jamu atau rempah-rempah yang todak stabil.
Persediaan bahan baku
ini dipengaruhi oleh cuaca sehingga bila di pasaran persediaan semakin sedikit
harga jualnya akan naik. Oleh karena itu, para penjual jamu harus bekerja sama
dengan petani rempah supaya persediaan bahan pembuatan jamu terus terjaga dan
bisa memperoleh harga yang terjangkau.
3.
Strategi
Pemasaran Jamu Tradisional
Strategi untuk
mendukung penjualan jamu ini dapat dikerjakan dengan cara membuat kemasan jamu
yang menarik, seperti menggunakan aneka botol yang unik atau kemasan plastik
dengan kemasan yang rapi untuk produksi jamu instan. Selain mengemas produk
jamu tradisionalmenjadi lebih menarik, cantumkan juga surat izin dari BPOM dan
sertifikat dari MUI pada merk. Cara ini penting dilakukan karena agar para
konsumen bisa terpercaya terhadap produk
jamu yang dijual. Mengikuti berbagai acara pameran atau sebagainya juga bisa
dijadikan salah satu ajang promosi jamu yang efektif untuk mengenalkan produk
jamu kepada banyak orang.
4.
Analisis
Usaha
a. Modal
Awal
1. Sewa
tempat =
Rp. 650.000,00
2. Etalase
jamu =
Rp.2.700.000,00
3. Daftarkan
produk ke BPOM = Rp.1.500.000,00
4. Alat
masakan =
Rp.1.000.000,00
5. Termos
es batu dan blender = Rp.1.200.000,00
6.
Banner =
Rp. 550.000,00
Total
Modal Awal Rp.7.600.000,00
b. Penyusutan
Alat
1. Etalase = Rp. 45.000,00
2. Blender,
termos = Rp. 33.333,00
3. Alat
masak = Rp. 27.778,00
4.
Banner = Rp. 22.917,00
Total
Penyusutan Alat Rp.129.028,00
c. Biaya
Operasional Per Bulan
1. Bahan
baku =
Rp.6.500.000,00
2. Kemasan = Rp.1.700.000,00
3. Sewa
tempat = Rp.
650.000,00
4. Gaji
karyawan = Rp. 750.000,00
5. Biaya
listrik dll. = Rp. 600.000,00
6.
Penyusutan
alat =
Rp. 129.028,00
Total Biaya Operasional Rp.10.329.028,00
d. Omzet
Per Bulan
1. Harga
jual jamu @Rp.5.000,00/kemasan
2. Penjualan
rata-rata dalam 1 bulan :
Rp.5.000 X 80 kemasan X
30 hari = Rp.12.000.000,00
e. Laba
Bersih Per Bulan
Rp.12.000.000-Rp.10.329.026
= Rp.1.670.974,00
f. Return
Of Investment
Modal awal : laba bersih = 4,5
bulan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar