WIRAUSAHA
PRODUK KERAJINAN FUNGSIONAL LIMBAH
A.
PRODUK
KERAJINAN FUNGSIONAL BERBAHAN LIMBAH
Kerajinan fungsional lebih dikenal dengan seni kriya
yang dibuat menggunakan keterampilan tangan (hand skill). Kerajinan ini
dikembangkan oleh para usahawan kreatif dengan memanfaatkan sisa-sisa limbah
dan sampah yang disulap menjadi sebuah karya seni dan tetap memperhatikan segi
fungsionalnya. Limbah yang digunakan biasanya berupa limbah padat yang diolah
menjadi berbagai produk fungsional yang berupa fashion atau nonfashion.
1.
Jenis
produk kerajinan fungsional dari bahan limbah
a. Produk
Gaya Hidup dan Fashion
Produk yang termasuk dalam jenis ini adalah baju,
tas, sepatu, aksesoris, dsb.
b. Produk
Nonfashion
Produk yang termasuk nonfashion adalah alat-alat
kebersihan, tempat sampah, pot bunga, dsb.
2.
Unsur-unsur
pembuatan kerajinan fungsional berbahan limbah
a. Unsur
Estetika
Prinsip dari unsur estetika (keindahan) :
Ø Kesatuan
(unity)
Ø Keselarasan
(harmoni)
Ø Keseimbangan
(balance)
Ø Kontras
(contrast)
b. Unsur
Ergonomis
Ø Keamanan
(security)
Yaitu jaminan tentang keamanan orang menggunakan
produk kerajinan tersebut.
Ø Kenyamanan
(comfortable)
Yaitu apabila produk itu digunakan maka pengguna
merasakan nyaman, dan produk tersebut memiliki nilai praktis yang tinggi.
Ø Keluwesan
(flexibelity)
Yaitu apabila digunakan memberikan keluwesan
penggunaan agar pemakai tidak mengalami kesulitan dalam penggunaannya.
c. Teknik
pembuatan kerajinan dari bahan limbah
Ø Teknik
Potong
Yaitu teknik dengan cara memotong atau memisahkan
bahan menjadi dua bagian atau lebih.
Ø Teknik
Sambung
Yaitu teknik dengan cara menyatukan atau
menggabungkan bahan hingga membentuk benda yang diinginkan.
Ø Teknik
Konstruksi
Yaitu teknik dengan cara mencetak, menyusun atau
membentuk bahan sesuai model produk kerajinan yang akan dibuat.
3.
Metode
Produksi dan Keselamatan Kerja
Kelancaran produksi ditentukan oleh cara kerja yang
memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja. Ada 2 metode yang dapat
dilakukan dalam kerajinan dalam bahan limbah :
a. Metode
Tradisional
Metode ini kurang tepat digunakan untuk produksi
dalam jumlah banyak karena produk yang dihasilkan sulit untuk mencapai standar
bentuk yang sama.
b. Metode
Modern (metode ban berjalan)
Disebut metode ban berjalan karena metode ini serupa
dengan kegiatan produksi di pabrik yang menggunakan mesin ban berjalan
(conveyer).
Upaya menjaga kesehatan dan keselamatan kerja dibuat
berdasarkan bahan, alat, dan proses produksi yang digunakan. Proses pembahanan
dan pembentukan material solid sering menghasilkan sisa potongan atau debu yang
dapat melukai bagian tubuh pekerjanya sehingga dibutuhkan alat keselamatan
kerja berupa kacamata pelindung dan masker. Dalam proses pembahanan dan
finishing, apabila menggunakan bahan kimia yang berbahaya bagi kulit dan pernafasan,
pekerja harus menggunakan sarung tangan dan masker. Selain alat keselamatan
kerja, yang tak kalah penting adalah sikap kerja yang rapi, hati-hati, teliti,
dan penuh konsentrasi. Sikap tersebut akan mendukung kesehatan dan keselamatan
kerja.
B.
Perancangan
Desain, Produksi, dan Biaya Produksi Produk Fungsional
1. Pengembangan
Desain
Ide dan pendekatan yang harus dilakukan dalam
pengembangan desain :
Ø Produk
fungsional harus dapat berfungsi baik selain memiliki nilai kebaruan dan nilai
estetik.
Ø Memikirkan
kegiatan-kegiatan yang membutuhkan produk-produk fungsional.
Ø Melakukan
eksplorasi material limbah untuk menghasilkan produk fungsional.
Ø Mengenali
pasar sasaran dan produk fungsional yang dibutuhkan.
2. Perancangan
Proses Produksi
Proses produksi suatu produk berbeda-beda bergantung
pada bahan baku dan desain produknya. Tahapan pada proses produksi secara umum
terdiri dari pembahanan, pembentukan, perakitan, dan finishing. Bahan baku yang
dipilih dan desain akhir menentukan proses apa saja yang dilakukan pada tahap
pembahanan. Proses dan kerja apa saja yang harus dilakukan dalam setiap tahap
pembentukan, perakitan, dan finishing juga bergantung pada bahan baku dan
desain akhir.
3. Pengemasan
dan Produksi
a. Kemasan
untuk Produk Fungsional
Fungsi mengemas produk fungsional :
1. Untuk
melindungi produk dari debu dan kotoran.
2. Memberikan
kemudahan dalam distribusi.
3. Menampilkan
daya tarik dari produk hiasan.
4. Menuliskan
keterangan cara penggunaan produk.
b. Promosi
Produk Fungsional dari Limbah
Tujuannya adalah untuk memperkenalkan fungsi dan
keunggulan dari produk tersebut. Misalnya dilakukan di media cetak, radio, tv,
brosur, poster, dsb.
4. Produksi Biaya Produksi
Pada pembuatan produk fungsional dibutuhkan
alat-alat kerja, seperti alat potong, catok (penjepit), solder, lem tembak,
dll. Biaya pembelian alat-alat kerja tersebut dihitug sebagai model kerja.
Biaya modal kerja ini akan terbayar dengan laba yang diperoleh dari hasil
penjualan. Titik impas (break-even point) adalah seluruh biaya modal yang telah
dikeluarkan sudah kembali. Setelah mencapai titik impas, sebuah usaha akan
mulai dapat menghitung keuntungan penjualan.
C.
Wirausaha
Kerajinan Fungsional dari Limbah
1.
Perbedaan
wirausaha dan kewirausahaan :
·
Wirausaha adalah seseorang yang berani
berusaha secara mandiri dengan mengerahkan segala sumber daya dan upaya
meliputi kepandaian mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru,
menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur
permodalan operasinya untuk menghasilkan sesuatuyang bernilai lebih tinggi.
·
Kewirausahaan adalah kemampuan seorang
manager risiko (risk manager) dalam mengoptimalkan segala sumber daya yang ada,
baik itu material, intelektual, waktu, maupun kemampuan kreativitasnya suatu
produk atau usaha yang berguna bagi dirinya dan bagi orang lain.
2.
Kebutuhan
Pasar Produk Kerajinan
Indonesia sangat kaya baik dari kekayaan alam maupun
budayanya. Komoditas produk negara Indonesia banyak dikenal di mancanegara,
misal : furnitur dan kerajinan. Produk kerajinan sangat banyak manfaatnya,
misal : digunakan untuk keperluan rumah tangga, untuk hiasan, cindera mata,
dsb.
3.
Menganalisis
Peluang Usaha Produk Kerajinan
Analisis SWOT adalah suatu kajian terhadaplingkungan
internal dan eksternal perusahaan. Analisis SWOT digunakan untuk mengetahui
langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam pengembangan usaha produk kerajinan
sebagai alat penyusun strategi.
Langkah-langkah dalam menganalisis peluang usaha
produk kerajinan yaitu sebagai berikut :
a. Penetapan
Kelayakan Usaha Produk Kerajinan
Tahap-tahapnya :
1. Analisis
kelayakan teknis
2. Analisis
peluang teknis
3. Menentukan
jumlah pembelian potensial dalam tiap-tiap sigmen pasar
4. Sumber
informasi pasar
5. Uji
coba pasar
6. Studi
kelayakan pasar
b. Analisis
Kelayakan Finansial
Adalah landasan untuk menentukan sumber daya
finansial yang diperlukan untuk tingkat kegiatan tertentu dan laba yang bisa
diharapkan.
Langkah-langkah analisis kelayakan finansial :
1. Penentuan
kebutuhan finansial total engan dana
2. Penentuan
sumber daya finansial yang tersedia
c. Analisis
Persaingan
4.
Peluang
Usaha Produk Kerajinan
Macam-macam ide yang perlu dikembangkan :
a. Ide
dalam pembuatan produk kerajinan yang dimulai konsumen.
b. Ide
dalam pembuatan produk kerajinan yang dapat memenangkan persaingan.
c. Ide
dalam pembuatan dan pendayagunaan sumber-sumber produk kerajinan.
d. Ide
yang dapat mencegah kebosanan konsumen didalam penggunaan produk kerajinan.
e. Ide
dalam pembuatan desain, model, corak, dan warna produk kerajinan yang disenangi
konsumen.
Setelah
mengembangkan ide, seorang harus memilih jenis usaha produk kerajinan atau
tahap evaluasi dengan kriteria yang telah dikembangkan sesuai kebutuhan.
Faktor-faktor
yang menjadi dasar pertimbangan evaluasi adalah sebagai berikut :
a. Faktor
keuntungan
b. Faktor
penguasaan teknis
c. Faktor
pemasaran
d. Faktor
bahan baku
e. Faktor
tenaga kerja
f. Faktor
modal
g. Faktor
risiko
h. Faktor
persaingan
i.
Faktor fasilitas dan kemudahan
j.
Faktor manajemen
Tugas yang harus
diperhatikan oleh seorang wirausaha :
a. Jenis
usaha kerajinan yang sesuai dengan hasrat dan minat.
b. Jenis
usaha kerajinan yang benar-benar akan membawa suatu keuntungan.
c. Jenis
usaha kerajinan yang mudah mengurus dan mengerjakannya.
d. Jenis
usaha kerajinan yang muda memeliharanya
e. Jenis
usaha kerajinan yang produknya disenangi dan dibutuhkan konsumen.
f. Jenis
usaha kerajinan yang bahan bakunya mudah didapat.
g. Jenis
usaha kerajinan yang mendapat dukungan serta perlindungan pemerintah.
5.
Menciptakan
Peluang Usaha Produk Kerajinan
a.
Ide
Usaha
1. Faktor
Internal
Adalah faktor yang berasal dari dalam diri seseorang
sebagai subjek/pengusaha, antara lain :
a. Pengetahuan
yang dimiliki.
b. Pengalaman
dari individu sendiri.
c. Pengalaman
saat ia melihat orang lain menyelesaikan masalah.
d. Intuisi
yang merupakan pemikiran yang muncul dari individu itu sendiri.
2. Faktor
Eksternal
Adalah hal-hal yang dihadapi seeorang dan merupakan
objek untuk mendapatkan sebuah inspirasi, antara lain :
a. Masalah
yang dihadapi dan belum terpecahkan.
b. Kesulitan
yang dihadapi sehari-hari.
c. Kebutuhan
yang belum terpenuhi baik untuk dirinya maupun orang lain.
d. Pemikiran
besar untuk menciptakan sesuatu yang baru.
b.
Risiko
Usaha
1. Risiko
usaha internal
a. Kehilangan
modal apabila piutang tidak terbayarkan oleh konsumen.
b. Kehilangan
karyawan/personil yang handal apabila tidak dapat menangani dengan baik dalam
bidang upah, kesempatan berkarier, fasilitas kerja, dan kesalahan pemahaman
manajemen internal.
c. Kehilangan
kepercayaan konsumen karena tidak mampu memberikan barang yang sesuai kebutuhan
dan selera konsumen.
d. Risiko
penghentian izin usaha, yaitu risiko usaha yang diberikan oleh pemerintah dengan
melakukan pencabutan izin usaha.
e. Risiko
tidak diterima oleh masyarakat sekitar.
2. Risiko
Usaha Eksternal
a. Risiko
pelestarian lingkungan hidup.
b. Risiko
sosial budaya masyarakat.
c. Risiko
tanggung jawab sosial perusahaan.
d. Risiko
pengelolaan limbah.
e. Risiko
perekonomian masyarakatdan negara.
c.
Analisis
Kemungkinan Keberhasilan dan Kegagalan Usaha
Faktor-faktor pendukung keberhasilan usaha :
1. Faktor
Manusia
Faktor manusia merupakan faktor yang utama dalam
pencapaian keberhasilan usaha karena manusia yang mempunyai ide dan rencana
usaha, dan manusia pula yang akan mewujudkannya. Disini diperlukan manusia yang
beretos kerja tinggi, rajin, optimis, dan pantang menyerah.
2. Faktor
Keuangan
Merupakan faktor penunjang keberhasilan manusia yang
digunakan untuk modal usaha serta pemenuhan segala pengeluaran untuk
kepentingan operasi produksi, seperti pembelian bahan baku, bahan pembantu,
gaji pegawai, promosi, dan biaya distribusi.
3. Faktor
Organisasi
Dalam organisasi seorang wirausaha dapat melakukan
hal-hal sebagai berikut :
a. Mempertegas
hubungan dengan karyawan.
b. Mencptakan
hubungan antar karyaan.
c. Mengetahui
tugas yang akan dijalankan.
d. Mengetahui
kepada siapa karyawan harus bertanggung jawab.
4. Faktor
Perencanaan
Perencanaan yang harus dibuat oleh seorang wirausaha
:
a. Merencanakan
produk apa yang akan dibuat.
b. Memperhitungkan
jumlah dana yang diperlukan.
c. Merencanakan
jumlah produk yang akan dibuat.
d. Merencanakan
tempat pemasaran produk.
5. Faktor
Mengatur Usaha
a. Menyusun
uraian tugas pokok untuk menjalankan usahanya.
b. Menyusun
struktur organisasi usaha.
c. Memperkirakan
tenaga kerja yang dibutuhkan.
d. Menetapkan
balas jasa dan intensif.
e. Membuat
jadwal usaha.
f. Mengatur
mesin-mesin produksi.
g. Mengatur
tata laksana usaha.
h. Menata
barang-barang.
i.
Menata administrasi usaha.
j.
Mengawasi usaha dan pengendaliannya.
6. Faktor
Pemasaran
a. Daya
serap pasar dan prospeknya.
b. Kondisi
pemasaran dan prospeknya.
c. Progam
pemasarannya.
7. Faktor
Administrasi
Untuk menunjang kelancaran kegiatannya, sebaiknya
seorang wirausaha mempunyai catatan yang rapi mengenai kegiatan dan kejadian
yang terjadi setiap harinya.
6.
Langkah-Langkah
Melakukan Wirausaha
a. Tahap
Memulai
Tahap dimana seorang yang berniat untuk melakukan
usaha mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat
pluang usaha baru yang mungkin apakah membuka usaha baru, melakukan akuisisi
atau melakukan franchising.
b. Tahap
Melakukan Usaha
Dalam tahap ini, wirausahawan mengelola berbagai
aspek yang terkait dengan usahanya, mencakup aspek-aspek pembiayaan, sumber
daya manusia, kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana
mengambil risiko dan mengambil keputusan, pemasaran, serta melakukan evaluasi.
c. Tahap
Mempertahankan Usaha
Tahap dimana wirausahawan berdasarkan hasil yang
telah dicapai melakukan analisis perkembangan yang dicapai untuk
ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi.
d. Tahap
Mengembangkan Usaha
Tahap dimana jika hasil yang diperoleh tergolong
positif atau mengalami perkembangan atau dapat bertahan, perluasan usaha
menjadi salah satu pilihan yang mungkin diambil.
7.
Analisis
Keuangan
a. Modal
b. Penghitungan
laba/rugi
c. Analisis
BEP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar